Album Aku Sayang Kamu (1986)


Daftar Album
1. Aku Sayang Kamu
2. Gali Gongli
3. Timur Tengah I
4. Jangan Tutup Dirimu
5. Selamat Tinggal Malam
6. Oh Ya...
7. Timur Tengah II
8. Kota







Aku Sayang Kamu

Susah...susah mudah kau kudekati
Kucari...engkau lari kudiam kau hampiri
Jinak burung dara justru itu kusuka
Bila engkau tertawa hilang semua duka

Gampang naik darah...omong tak mau kalah
Kalau datang senang...nona cukup ramah
Bila engkau bicara...persetan logika
Sedikit keras kepala...ah dasar betina

Ku suka kamu...sungguh suka kamu
Kuperlu kamu...sungguh perlu kamu
Engkau aku sayang...sampai dalam tulang
Banyak orang bilang...aku mabuk kepayang

Aku cinta kamu
Bukan cinta uangmu
Aku puja selalu setiap ada waktu

Ku suka kamu...sungguh suka kamu
Ku perlu kamu...sungguh perlu kamu
Langsat kuning cina warna kulit nona

Bibir merah muda lesung pipi pun ada
Wajah cukup lumayan dapat poin enam
Kalau nona berjalan rembulan pun padam

Ku suka kamu...sungguh suka kamu
Kuperlu kamu...sungguh perlu kamu

Gali Gongli

Lelaki kecil usia belasan
Rokok ditangan depan kedai tuak
Disela gurau tiga temannya
Di atas koran asyik main domino

Di lokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah
kamar remang
Engkau lahir lelaki
kecil malang

Gali gongli bocah karbitan
Besar dari belaian
Ribuan bapak
Gali gongli anak rembulan
HIdup dari bibir yang
Iklankan tubuh mulus
Ibunya.......

Lelaki kecil usia belasan
Usai berjudi pagi habis subuh
Kembali....ia ditelan sepi
Entah esok apalagi
Hari depan........
Hari depan.......

Timur Tengah I

Ada tanya dalam kepala
Waktu lihat muak yang hingar
Disetiap sudut
Ada mati dibalik tembok

Waktu timah panas mencabik
Hati nurani............
Merah...Merah...Merah...Merah
Dilangit
Merah...Merah...Merah...Merah


Ditanah
Derap langkah bakar amarah
Kepal tangan hadirkan darah
Dibungkam diam....

Khabar angin didekat jantung
Bahwa hari sedang menangis
Tergores pedih hati
Merah...Merah...Merah...Merah

Dimata
Merah...Merah...Merah...Merah
Dilidah
Dengar...nyanyi anak kemarin
Tentang sedih tanah terkasih

Yang tak pernah habis
Doa...ibu sambil menangis
Antar....bocah agar tak sedih
Pergi ke pintu mati

Merah...dilangit
Merah...dimata
Merah...ditangan
Merah...dilidah

Jangan Tutup Dirimu


Dari hati yang paling dalam
Kudendangkan...sebuah
lagu temani sepi
Sejenak iringi nurani

Ada jarak diantara kita
Selimuti sekian waktu
t'lah tersita
Ingin kuhilang jarak
terbentang....semoga

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan buang pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Buat apa kau diam saja
Bicaralah agar aku
semakin tau
Warna dirimu duhai permata

Kau mimpiku...
aku tak bohong
Seperti yang kau kira
Seperti yang s'lalu kau duga
Pintaku kau percayalah
usah ragu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan campakkan pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan hancurkan pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan lemparkan pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu


Selamat Tinggal Malam

S'lamat tinggal malam.......
Yang hitam
Antara kupergi ikhlaskan
Rumah memang....
Kita berteman
Tempuh jalan yang kelam

Terima kasih malam....
Yang hitam
Banyak kauajarkan....padaku
S'gala dosa....s'gala cela...
S'gala.....galanya

Pernah kau kecewa padaku
Sebab kutak percaya padamu
Bahwa hari ada malam
Hari ada siang
Hari...ada pagi...hari adalah
Hari

Engkau hanya diam
Dengarkan
Bahwa 'ku yang keras cemooh
Dengar ucapmu....
Dengar katamu...dengar....
Khotbahmu.....
Dengar bohongmu

Oh malam maafkan aku...
Yang lupa saat itu
Oh malam maafkan aku
Tak percaya padamu

Hari ada pagi...
Hari ada malam
Hari ada siang...
Dalam hati s'lalu ada
Kemungkinan


Oh Ya...(Feat Saung Jabo)

Andaikata aku di mobil itu
Tentu tidak di bus ini
Seandainya aku rumah itu
Tentu tidak di gubuk ini

A a a andaikata
Se se se seandainya
Oh ya!

Kalau saja aku jadi direktur
Tentu tidak jadi penganggur
Umpamanya aku dapat lotere
Tentu saja aku tidak kere

Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Aku bosan

A a a andaikata
Se se se seandainya
Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la

Timur Tengah II

Tuhan....tolong dengarkan
Nyanyian pinggir jalan
Malam di bawah bulan
Dalam waktu yang rawan
Marah di bawah tanah

Dilangit ada merah
Menuju satu arah...bakar....
Bakar.....

Di sana ada bohong
Di sana ada mayat
Di sana ada suara.....bum....
Bum....

Raut muka resah
Orang-orang susah
Ada banyak mata...buta....
Resah luka kaki

S'makin...menjadi...ada
Banyak kuping.....tuli
Malam hampir malam
Debu jalan datang lagi

Malam hampir pagi
Usir mesin bunyi lagi
Malam hampir pagi
Kelicikan mulai lagi
Malam hampir pagi
Teriakku hilang lagi


Kota


Kota yang kutinggali
Kini tak ramah lagi
Orang orang yang lewat
Beri senyumpun enggan

Disini aku lahir
Disini aku besar
Disini aku merasa
Bodoh

Kota yang kudambakan
Tawarkan kekerasan
Nyeri merobek hati
Tak dapat aku hindari

Sombongnya engkau berjanji
Kau lambungkan anganku
Mimpiku singgah di langit
Kau bohong

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Semakin muak
Dengar celotehmu
Durjana

Namun aku tak kuasa
Lepas dari rayuanmu
Roda roda berputar
Menggilas batin dan otakku

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Aku menggapai
Menjerit lunglai

Ingin aku lari pergi
Sembunyi tak bernyanyi
Namun kerasnya belenggu
Begitu kuat

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Aku terbuai
Oleh janjimu

Otakku yang kini hingar
Akan dengki meraja
Bisakah aku tinggalkan ?
Entah

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Aku menggapai
Menjerit lunglai

Otakku yang kini bising
Akan sirik menggila
Bisakah aku tinggalkan ?
Entah

Comments

Posting Komentar